Senin, 28 Maret 2011

Menganalisa keindahan dari bangunan (katedral)

Tampak dari depan terdapat pintu masuk utama gereja dengan selempeng batu pualam putih yang menempel di tembok bertuliskan kalimat dalam bahasa latin.
Pada sisi tembok sebelah selatan juga terdapat selempeng besar batu pualam putih berupa prasasti bertuliskan bahasa latin, teksnya dapat diterjemahkan sebagai berikut : “Gedung ini, yang digambar oleh Imam Antonius Dijkmans dan yang batu pertamanya diletakkan pada tanggal 16 Januari 1899 oleh Provikaris Carolus Wenneker, pada tanggal 21 April 1901 dipersembahkan oleh Yang Mulia Monseigneur Edmundus Sybrandus Luypen, Uskup titular Orope dan Vikaris Apostolik Batavia. Ditengah pahatan tersebut terdapat tulisan D.O.M yaitu “Domino Optimo Maximo“.
Sedangkan lonceng terbesar yang dinamai Wilhelmus merupakan hadiah dari Tuan J.H. de Wit  pada tahun 1834.
Pada sisi tembok sebelah utara terlihat monumen yang terbuat dari granit hitam, mirip batu nisan. Monumen itu dibuat di Belgia untuk memperingati jasa Komisaris Jendral Du Bus de Ghisignies yang mendapatkan tanah di pojok Lapangan Banteng ini bagi ibadat umat Katolik.
Di sisi tembok sebelah barat terdapat batu peresmian renovasi/pemugaran Katedral oleh Bpk. Soepardjo Roestam pada tanggal 13 Agustus 1988, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI.
Memasuki ruangan dalam gereja. Sinar matahari pagi yang masuk menembus jendela kaca patri menambah indahnya pesona gereja Katedral ini.
Pilar yang kokoh berbaris di kedua sisi menyangga atap, membentuk lorong. Di kedua sisi itu terdapat galeri pada ketinggian 7 meter, yang dulu tempat untuk paduan suara. Saat ini sudah tidak digunakan lagi untuk tempat paduan suara mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan. Tempat ini sekarang sebagian dimanfaatkan untuk museum.
Langit - langit terbuat dari kayu jati untuk mengantisipasi gempa bumi, dan bukan dari batu sebagaimana lazimnya. Tinggi langit-langit itu sekitar 17 meter.
Terdapat tiga puncak menara yang menjulang tinggi. Sebuah menara kecil di atas dan di tengah-tengah atap, yaitu Menara Angelus Dei menjulang setinggi 45 meter dari lantai. Menara ini diapit dengan dua menara yang menjulang setinggi 60 meter di sisi kiri dan kanannya. Menara disebelah utara, yang bentuknya menyerupai benteng disebut Benteng Daud. Sedangkan yang di sebelah Lapangan Banteng disebut Menara Gading.
Ketiga menara ini terbuat dari besi, karena bahaya gempa bumi, meskipun sebenarnya ini tidak cocok untuk bangunan gaya neo-gotik. Diantara kedua menara tinggi terdapat rozet (jendela bundar) yang melambangkan Rosa Mystic.
Dapat saya simpulkan bahwa bangunan gereja katedral merupakan bangunan dengan karya seni yang tinggi dengan campuran dari seni Jawa dan seni dari Bangsa Romawi Kuno sehingga terbentuklah seni - seni bangunan yang indah dan unik  bagi tempat peribadatan umat katolik, dan salah satu koleksi bangunan tua yang dimiliki oleh Indonesia.
Demikian yang dapat saya analisis dari sebuah Bangunan Gereja Katedral yang mempunyai nilai seni keindahan yang sangat tinggi. Dan saya tidak menutup kemungkinan bila ada yang tidak sependapat dengan analisis yang saya buat, untuk itu  diri pribadi memohon maaf yang sebesar – besarnya. Cukup sekian yang saya dapat tuliskan saya ucapkan terima kasih.
====================================================
Sumber : http://anovianto.wordpress.com/2010/05/14/analisa-gereja-katedral-dari-sisi-keindahan/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar