Dalam kehidupan yang singkat ini
terkadang kita sering merasakan ketidakadilan, dimana sesuatu yang dianggap
menguntungkan selalu didahulukan dari pada memikirkan akibat yang akan terjadi
setelahnya. Padahal belum tentu sesuatu yang dianggap menguntungkan tersebut
dapat bermanfaat bagi orang banyak. Seringkali keuntungan itulah yang membuat
kehidupan menjadi tidak seimbang. Terlebih lagi keuntungan untuk kepentingan
diri sendiri.
Sewaktu kecil saya pernah dinasehati oleh
kedua orang tua tentang indahnya berbagi. Hingga saat ini kalimat tersebut
masih melekat kuat dalam hati dan pikiran diri. Kalimat yang sekiranya memang
terdengar biasa bagi sebagian orang, namun bagi diri saya kalimat itulah yang
akan selalu menjadi semboyan hidup. “ Dengan berbagi hidup akan lebih berarti”
kurang lebih kalimat itulah yang selalu memotivasi hidup ini.
Umurku 21 tahun, saya dilahirkan di
daerah Bandar Lampung. Daerah yang juga dijuluki sebagai kota gajah ini juga
merupakan tempat kelahiran ibuku. Saat ini saya bertempat tinggal di Bekasi
bersama dengan kedua orang tua. Saya memiliki seorang adik perempuan berumur 19
tahun. Kami hanyalah 2 bersaudara. Setelah lulus dari SMA, adik saya memilih
untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri di daerah Lampung, sehingga menuntut
ia untuk tidak tinggal bersama ayah dan ibu.
Hobi saya ialah bermain bola dan
Badminton. Sesekali saya juga menyukai berenang, yang juga merupakan olahraga
kesukaan adik saya. Oleh karenanya sebelum ia pindah ke kampung halaman, setiap
hari minggu kami selalu pergi berlibur bersama keluarga dengan mengunjungi
gelanggang renang yang dekat dengan rumah kami. Hal ini pula yang selalu
mengingatkan saya tentang adik saya, sehingga seringkali membuat saya merasa
kangen dengannya.
Ada satu hal yang menarik yang pernah
saya alami semasa saya bersekolah pada jenjang SMA. Pada saat itu saya sedang
mengikuti pelajaran fisika. Kami belajar sebagaimana biasanya, sampai ada
sesuatu yang sempat menghentikan aktifitas belajar mengajar. Di sekolah, kami
dididik untuk senantiasa berdisiplin. Disiplin tentang cara berpakaian, tepat
waktu, tanggung jawab terhadap pekerjaan rumah, dsb. Ibu guru telah menyadari
bahwa sebagian muridnya tidak menggunakan dasi dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Akhirnya beliau menegaskan kepada muridnya yang tidak berpakaian lengkap serta
tidak mengerjakan pekerjaan rumah untuk berlari mengitari lapangan sekolah
sebagai hukuman atas ketidakdisiplinan tersebut. Saya pun ikut berlari bersama
kawan – kawan yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Saya sangat malu karena
kami ditertawakan oleh murid – murid kelas lain yang melihat kami sedang
dihukum dilapangan. Hal inilah yang membuat saya menjadi termotivasi untuk
selalu bersikap disiplin serta bertanggung jawab.
Setiap pekerjaan pastilah memiliki
tanggung jawabnya masing – masing. Pekerjaan yang paling saya kagumi ialah
menjadi pengemudi pesawat terbang atau yang biasa disebut sebagai pilot.
Sewaktu kecil saya sempat memikirkan tentang bagaimana caranya menerbangkan
suatu benda yang bobotnya sama sekali tidak ringan namun dapat melaju di udara
seperti halnya burung.
Sudah pasti seorang pilot mengemban
tanggung jawab yang berat terhadap keselamatan orang banyak. Oleh sebab itu
untuk menjadi seorang pilot tidaklah mudah dan juga memerlukan biaya yang cukup
mahal. Perlu adanya pelatihan dan pendidikan dalam waktu yang lumayan lama
untuk bisa memahami instruksi – instruksi kendali mesin yang terpasang pada
burung besi tersebut. Seiring berjalannya waktu entah mengapa harapan saya
sewaktu kecil apabila dibandingkan dengan saat ini sudah semakin berkurang.
Ingin menjadi seorang pilot bukanlah prioritas dalam hidup, namun cita – cita
yang mulia tersebut akan selalu saya ingat dan tak akan pernah saya lupakan.
(Pak Sastro)